Cerita Dewasa Aku Tak Kuat Menahan Birahi Panas ini
Sendiri, jauh dari keluarga yang berada di kota lain, siswa
kelas 2 SMUN ini berjuang menuntut ilmu di kota yang dulu banyak orang
menjulukinya kota kembang nan indah dan permai tetapi sekarang sudah
berubah total menjadi kota mall dan factory outlet, panas dan gersang.
Aku sementara tinggal bersama keluarga Pak Sis yang sudah menganggapku
anak sendiri, karena beliau memang sudah sedemikian lama memiliki
hubungan baik juga dengan orangtuaku.
Pak Sis sendiri merupakan salah seorang pimpinan perusahaan
yang sangat sibuk dan jarang berada di rumah karena tuntutan tugasnya,
tetapi tidak sama halnya dengan istrinya yang merupakan ibu rumah tangga
yang baik dan setia terhadap suaminya dan selalu siap di rumah untuk
mengurus segala keperluan rumah tangga. Ibu dan bapak Sis mempunyai dua
orang anak perempuan yang cantik-cantik, mereka bernama Tia yang baru
berusia 7 tahun dan Sonya yang berusia 11 tahun. Aku sangat akrab dengan
keduanya dan aku selalu berusaha untuk menyayangi dan melindungi
mereka.
Aku biasanya akan marah terhadap mereka apabila mereka
mendengarkan dan menonton berita-berita tentang kekerasan yang suka
ditayangkan di TV swasta pada tengah hari bolong. Biasanya, segera
kumatikan TVnya dan kusuruh mereka masuk kamar dan mengerjakan PR.
Setelah suasana aman..TVnya dengan suara yang sangat kukecilkan
kunyalakan kembali untuk kutonton sendiri. Sering aku berpikir, mengapa
sih acAara kekerasan, pembunuhan, incest, pemerkosaan apalagi yang
dilakukan terhadap anak kecil kok ditayangkan di TV pada siang hari di
mana para anak kecil masih bisa ikut menonton dan mencerna siaran itu?
Kenapa bukan pada tengah malam saja? Karena menurutku apabila
jam siarannya tidak segera dipindah, maka banyak tunas muda bangsa yang
moralnya akan menjadi ternoda atau bahkan rusak nantinya. "Ah.. biarlah
orang yang berwenang yang menjawab semua permasalahan itu, yang penting
sekarang moral kedua gadis cantik itu masih bisa kulindungi", nuraniku
berkata. Hari-hari pun berlalu dan seperti biasanya, di sekolah aku
dikenal oleh teman-temanku sebagai anak bandel yang sering bolos pada
jam-jam pelajaran tertentu tetapi walaupun begitu aku memiliki nilai
raport yang wajar-wajar saja karena aku malu kepada orangtuaku dan juga
kepada keluarga Pak Sis kalau sampai nilaiku jatuh, jadi aku tetap
berusaha keras. Suatu hari di sekolah, temanku becerita padaku kalau dia
punya film seks Indonesia yang judulnya BLA dan yang mainnya mahasiswa
dan mahasiswi perguruan tinggi top.
Kontan saja seketika itu aku terkejut dan mengatakan bahwa
temanku itu pembohong tapi temanku bilang kalau tidak percaya, pulang
sekolah kita tonton rame-rame. Siang itu, kami berbondong-bondong menuju
rumah temanku, ia anak orang kaya, kedua orangtuanya sangat sibuk
sehingga kalau siang hari jarang ada di rumah. Ruang kamarnya juga cukup
besar dan dilengkapi berbagai peralatan seperti komputer, PS, TV dan
VCD player. Hal itu membuat kami leluasa menikmati film itu. Adegan awal
diperlihatkan seperti ada semacam kerja kelompok dan ada beberapa
mahasiswa dan mahasiswi yang sedang mengerjakan tugas dan makan-makan.
Menurutku si wanitanya cakep juga dan karena nontonnya
rame-rame, teman-temanku pada ribut merequest agar adegan ngobrolnya
dipercepat dan langsung menuju adegan syuurnya.. sekarang terlihat
mereka sedang duduk di sofa, menghadap kamera dan saling berciuman
mesra, saling memainkan, mempertautkan lidah pasangannya ahh..nikmat
sekali kelihatannya kemudian adegan di tempat tidur di mana si wanita
tidur telentang hanya di tutupi sehelai kain handuk, sementara si pria
yang memegang kamera mengatakan kepada si wanita untuk membuka handuk
tadi dan memperlihatkan kemaluan dan tubuhnya yang sexy. Malu-malu si
wanita itu membuka handuknya dan dengan cepat menutupnya kembali.
"Ahh..
yang itu sih biasa", begitu terdengar temanku berkata dan ia pun
mempercepat filmnya sampai adegan oral sex di kamar mandi.
Terlihat si pria duduk di atas jam!ban lalu si wanita
menghisap-hisap penisnya sampai akhirnya si pria tidak tahan lagi dan
mengeluarkan spermanya lalu adegan selanjutnya si pria dan wanita tadi
membersihkan badan masing-masing dan mengucapkan salam berpisah.
"Waah.. ngga nyangka ya, hebat juga mereka bisa buat film seperti itu" kataku.
"Uuh..
itu sih kurang hot ah.. kalau cuman pake kamera begituan, kita-kita
juga bisa dong buat yang lebih hot lagi iya ngga teman-teman!" kudengar
temanku si Ucok menyahut.
"Alaah Cok.. lu jangan sembarangan ngomong, buktiin doong!" begitu kata teman yang lain.
"Beres..
pokoknya aku akan buat yang lebih bagus lagi dari ini dan kalo udah
selesai kalian wajib nonton!" janji Ucok, lalu kita semua tertawa
mendengar bualannya itu.
Aku lalu berpikir, waah.. para mahasiswa ini memang hebat!
Mereka sudah jadi pionir seni film seks yang akan membuka jalan untuk
karya-karya indah kategori film seni seksual Indonesia yang lainnya,
sejujurnya aku salut buat ide, karya serta keberanian! para pemeran
utamanya. Sepulangnya dari rumah temanku, kulihat di halaman rumah ada
mobil Honda CRV milik Pak Sis, "kok tumben Pak Sis sudah pulang siang
hari gini?" pikirku.
Aku segera masuk rumah dan kulihat bapak dan ibu Sis sudah
bersiap-siap dengan kopernya masing-masing, kulihat juga Tia juga
membawa tas kecil yang berisi banyak makanan ringan.
"Ibu mau ke mana?" tanyaku bingung.
"Ooh..
ibu dan bapak mau ke Jakarta, menemani bapak dalam acara seminar yang
diadakan oleh kantor bapak selama tiga hari" jawab ibu Sis.
"Lho, apa Tia juga diajak?" tanyaku.
"Oh..
iya, kebetulan sekolahnya Tia lagi ada libur seminggu, jadi Tia bapak
ajak biar nanti Tia bisa jalan-jalan sama ibunya ke Dufan" jawab Pak
Sis.
"Iih.. papa curang! Masa Sonya ngga diajak! Sonya kan juga pengen ke Dufan!" tiba-tiba Sonya keluar dari kamarnya.
"Sonya sayang, nanti kalo Sonya sudah waktu libur sekolah pasti papa ajak" jawab Pak Sis meyakinkan Sonya.
Pak Sis kemudian memberikan Sonya sebuah boneka beruang.
"Sudah dong sayang, jangan cemberut begitu ayo senyum doong" kata Pak Sis membujuk Sonya.
Sonya lalu merebut boneka beruang itu dari tangan ayahnya lalu berkata "papa janji ya, jangan lupa lho!" kata Sonya.
"Iya sayang, papa janji!" jawab Pak Sis sambil mencium kening Sonya.
"Sonya
sayang, mama juga berjanji akan mengajak Sonya bersenang-senang di
Dufan kalau Sonya sudah libur" kata Ibu Sis sambil mencium pipi kanan
dan kiri Sonya.
"Was, sudah kamu taruh koper bapak dan ibu di mobil?" tanya Pak Sis pada pembantunya.
"Sudah semuanya pak" jawab si Was.
"Oh Was juga ikut ke Jakarta ya bu?" tanyaku.
"Iya
untuk membantu menjaga Tia di sana nah, sekarang kami mau berangkat,
bapak dan ibu titip Sonya dan rumah padamu, jaga Sonya dan bantu dia
dalam belajar dan mengerjakan PR, mengerti?" begitu pesan Ibu Sis yang
disampaikannya padaku.
"Baik bu" jawabku. Akhirnya hanya tinggal aku dan Sonya yang ada di rumah.
Wah.. aku berpikir asyik nih kalo bisa menikmati film seni
seks yang kemarin itu sendiri di ruang TV, karena selain di kamar bapak
dan ibu Sis, di ruang tengah ada juga VCD player jadi setelah Sonya
kusuruh tidur, aku bisa menikmatinya sendirian hehehe.. malam itu aku
segera menuju rumah temanku untuk meminjam film VCD itu darinya lalu
cepat-cepat pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku segera membantu
Sonya mengerjakan PR-nya lalu setelah selesai aku menyuruhnya untuk
tidur. Dalam pikiranku saat itu hanyalah aku akan menikmati film indah
murni karya anak bangsa ini sendirian.
Kira-kira pukul 12 malam setelah kupastikan kembali bahwa
Sonya sudah tertidur nyenyak lalu segera kunyalakan VCD playernya dan
kunikmati film itu dengan memakai Earphone sehingga walau suaranya
kubesarkan Sonya tidak akan terbangun. Tidak terasa sudah pukul 2 pagi
dan aku masih saja mempercepat, menghentikan sebuah adegan untuk
kuperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mengulang setiap adegan yang aku
anggap syuur untuk kunikmati kembali. Setelah puas menonton segera
kumatikan VCD playernya lalu menuju ke kamar mandi untuk.. olahraga
pagi.. Tak lama setelah selesai, aku merasa ngantuk sekali dan aku
langsung menuju kamarku untuk tidur.
"Baang.. abaang.. bangun
udah jam setengah tujuh nih, abang ngga sekolah ya?" sayup-sayup
kudengar suara Sonya yang berusaha membangunkan aku.
Hah!
Segera aku tersadar dari tidurku dan kulihat Sonya yang sudah rapi
dengan seragam sekolahnya siap untuk berangkat sementara aku kalang
kabut segera cuci muka, gosok gigi, pake seragam dan sisiran.
Setelah siap, aku segera mengantarkan Sonya ke sekolahnya dan
setibanya di sekolah Sonya kuajak dia ke kantin sekolahnya untuk
sarapan pagi dan setelah itu baru aku berangkat ke sekolahku.Siang itu,
saat pelajaran ke-dua tengah berlangsung tiba-tiba..aku teringat bahwa
Keping CD film itu masih terdapat di dalam VCD player dan belum
kukeluarkan, apabila Sonya sudah pulang, dia pasti bisa melihat film itu
karena dia sudah terbiasa menonton koleksi VCD kartun dengan
menyetelnya sendiri. Aku yang sudah gelisah lalu berusaha untuk keluar
dari kelas dan secepatnya pulang ke rumah untuk membereskan segalanya.
Setibanya di rumah, betapa terkejutnya aku melihat Sonya yang sudah
berada di dalam rumah dan berada di depan televisi, dan terlihat
sepertinya dia menonton sesuatu yang sangat menarik perhatiannya.
Jantungku serasa berhenti berdetak melihatnya.. jangan-jangan
Sonya sedang melihat film itu.. Aku berusaha untuk tenang dan bertanya,
"S.. Sonya kok udah pulang?" tanyaku gugup.
"Eh abang, iya
nih tadi ada pengumuman kalau hari ini ada rapat para guru untuk
persiapan Ebtanas anak kelas tiga jadi murid-murid boleh pulang, tapi
besok belajar lagi seperti biasanya, tadi Sonya dianterin ibunya Ani
pulang" jawab Sonya.
"Ooh begitu.. eh, Sonya sedang nonton film apa?" tanyaku lagi.
"Film kartun" jawab Sonya.
Ahh..
lega perasaanku tapi tiba-tiba Sonya berkata, "ini film VCD punyanya
abang ya?" pertanyaan Sonya ini membuatku terkejut setengah mati tak
bisa menjawab.
"Tadi Sonya nonton filmnya, iih ada laki dan
perempuan yang ciuman sambil telanjang, emang ini film apa sih bang?"
Sonya kembali bertanya.
Aku yang masih bingung kemudian menjawab aja dengan nekad,
"itu film seks Sonya, film untuk orang dewasa, anak kecil tidak boleh
menonton" jawabku seraya mengambil CD film itu dari tangannya.
"Tapi papa mama bilang kalau Sonya sudah besar sekarang, jadi Sonya boleh dong nonton film itu" kata Sonya.
"Lho, bukannya tadi udah nonton sendiri sekarang mau abang simpen" jawabku.
"Iya Sonya udah liat tapi kenapa kok telanjang? Kok beda dengan film yang di TV?" Tanya Sonya.
"Okelah
abang akan kasih tahu Sonya tapi Sonya harus berjanji sama abang, janji
pertama Sonya tidak boleh bilang sama siapapun apalagi pada papa dan
mama Sonya bahwa abang yang mengajari Sonya berhubungan seperti di film
itu, mau ngga?" tanyaku.
"Kenapa papa dan mama ngga boleh dikasih tau?" Sonya bertanya.
Saat itu aku bingung untuk menjawabnya, tapi karena aku rajin
menonton berita-berita pemerkosaan terhadap anak kecil di TV-TV swasta
siang hari bolong aku langsung menjawab, "Karena kalau Sonya kasih tau
papa dan mama nanti papa dan mama bisa sakit terkena serangan jantung
lalu meninggal dunia, Sonya ngga ingin menjadi anak yatim piatu yang
nanti tinggal di panti asuhan kan?" Kembali aku bertanya.
"Engga
mau bang.. iih Sonya takut, Sonya kan sayang sama papa mama kalau
begitu Sonya janji engga mau bilang siapa-siapa" terlihat ekspresi wajah
Sonya berubah menjadi sedikit ketakutan.
"Sonya juga harus
janji untuk selalu menurut kata-kata abang, tidak boleh protes atau
melawan agar Sonya mudah mempelajari seperti yang Sonya tonton di film
tadi, janji?" kataku seraya memajukan jari kelingking kananku.
"I..
iya bang, Sonya janji" jawab Sonya sambil mempertautkan kelingkingnya
dengan kelingkingku sebagai tanda perjanjian antara kita berdua.
"Fiuhh..
gila, ternyata ada gunanya juga tayangan-tayangan pemerkosaan itu
dibahas dengan detil di TV secara nasional tengah hari bolong itu"
pikirku.
"Sonya, abang lihat keingintahuanmu sangat tinggi
mengenai hubungan seks, kalo begitu pelajaran akan abang mulai malam
ini" kataku.
"Tapi Sonya siap belajar sekarang bang" Sonya mulai protes.
"Iya
abang tau, tapi sebaiknya sekarang Sonya ganti baju dan istirahat
sementara abang akan pergi sebentar beli makan siang, ayo sana nurut ya
cantik" jawabku.